Pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk mengubah program Go To di tengah meningkatnya infeksi. Akhir pekan lalu, Suga dikeluarkan dari area kampanye di mana virus itu menyebar, tetapi hanya untuk pelancong yang masuk.
Diskusi sedang dilakukan untuk memperpanjang Go To hingga Mei 2021. Sekitar 51 persen dari mereka yang disurvei dalam jajak pendapat Asahi tidak setuju dengan perpanjangan tersebut, sementara 37 persen setuju. Jajak pendapat, yang diambil pada 14-15 November, menunjukkan bahwa dukungan untuk program ini lebih tinggi di Tokyo tetapi lebih rendah di daerah-daerah seperti Hokkaido.
Shigeru Omi, kepala panel ahli yang menasihati pemerintah, telah menyerukan penangguhan yang lebih luas untuk juga mengecualikan orang-orang di hot spot pergi ke bagian lain Jepang.
‘Prinsip kehati-hatian’
Kampanye ini juga telah memicu kembali perdebatan tentang strategi pandemi antara pemerintah nasional dan otoritas Tokyo.
“Jelas bahwa diagnosis positif meningkat karena pergerakan orang,” kata Gubernur Tokyo Yuriko Koike awal pekan ini. Meskipun demikian, dia menahan diri untuk tidak meminta agar Tokyo dikeluarkan dari program tersebut, dengan alasan pemerintah nasional harus membuat keputusan.