Bangkok (AFP) – Thailand mengkonfirmasi pada hari Kamis (26 November) bahwa pihaknya telah memulangkan tiga warga Iran yang dipenjara atas plot bom 2012 di Bangkok, dalam sebuah pengumuman yang datang setelah Teheran membebaskan seorang dosen Australia-Inggris yang dipenjara karena dugaan mata-mata.
Departemen pemasyarakatan kerajaan mengatakan dua orang – Masoud Sedaghatzadeh dan Saeid Moradi – dipindahkan sebagai tahanan, sementara yang ketiga, Mohammad Khazaei, diberikan pengampunan kerajaan pada bulan Agustus.
Para pejabat Thailand belum secara eksplisit mengaitkan pemindahan itu dengan pembebasan cendekiawan Timur Tengah Kylie Moore-Gilbert, yang kembali ke Australia setelah dua tahun ditahan di Iran atas tuduhan spionase.
Tetapi TV pemerintah Iran mengatakan pada hari Rabu bahwa Dr Moore-Gilbert ditukar dengan tiga orang Iran.
Ketiganya yang dibebaskan oleh Thailand semuanya telah dipenjara atas rencana bom yang gagal yang dikaitkan Israel dengan serentetan serangan terhadap para diplomatnya di seluruh dunia.
Plot terungkap pada Hari Valentine 2012, ketika sebuah ledakan besar merobek atap sebuah rumah di pinggiran kota Bangkok setelah bom tampaknya meledak secara tidak sengaja di dalam.
Moradi melemparkan bom ke polisi saat ia melarikan diri dari tempat kejadian tetapi hanya berhasil meledakkan kakinya sendiri, sementara Khazaei berhasil sampai ke bandara sebelum ditangkap.
Pada 2013, pengadilan Bangkok memenjarakan Moradi seumur hidup karena percobaan pembunuhan dan menghukum Khazaei 15 tahun karena memiliki bahan peledak.
Sedaghatzadeh melarikan diri ke Malaysia sebelum diekstradisi beberapa tahun kemudian. Rincian keyakinan dan hukumannya tidak segera tersedia.