Paris / Riyadh (ANTARA) – Serangan bom pada upacara peringatan Perang Dunia I di kota Jeddah, Arab Saudi, melukai beberapa orang pada Rabu (11 November), kata Prancis, mendesak warganya yang tinggal di kerajaan konservatif itu untuk melakukan kewaspadaan maksimal.
Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan serangan itu terjadi pada sebuah upacara yang melibatkan kedutaan asing di kota pelabuhan Laut Merah, dan bahwa alat peledak telah digunakan. Seorang pejabat Yunani mengatakan empat orang terluka.
“Ada semacam ledakan di pemakaman non-Muslim di Jeddah. Ada empat orang yang terluka ringan, di antaranya satu orang Yunani,” kata pejabat Yunani itu, yang menolak disebutkan namanya.
“Kedutaan besar yang terlibat dalam upacara peringatan mengutuk serangan pengecut ini, yang sama sekali tidak dapat dibenarkan,” kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Prancis.
“Mereka meminta pihak berwenang Saudi untuk menjelaskan sebanyak mungkin tentang serangan ini, dan untuk mengidentifikasi dan memburu para pelaku.”
Konsulat Prancis di Jeddah, dalam sebuah pernyataan, mendesak warga negaranya di Arab Saudi untuk melakukan “kewaspadaan maksimum” setelah serangan itu.
“Secara khusus, lakukan kebijaksanaan, jauhi semua pertemuan dan berhati-hatilah saat bergerak,” kata pernyataan itu, yang dikirim melalui email ke penduduk Prancis di Jeddah. Pernyataan itu mengatakan hanya dua orang yang terluka.
Sebuah sumber dengan pengetahuan tentang masalah ini mengatakan serangan itu terjadi Rabu pagi ketika beberapa delegasi diplomatik dari Uni Eropa dan negara-negara lain hadir pada acara Remembrance Day yang diselenggarakan oleh Kedutaan Besar Prancis.
Kantor komunikasi pemerintah Saudi tidak segera menanggapi permintaan komentar.